Loading

Pertemuan Terakhir part 3 (The End)

lia '-' | 5:47:00 PM |
Perlahan-lahan aku membuka mata. Aku melihat ke sekeliling ruangan yang asing bagiku. Aku melihat ke arah sofa dan yang aku lihat di sana ada Mama, Lea yang sedang duduk sambil membicarakan sesuatu.

"Ma.." ucapku dengan suara pelan
"Sayang kamu sudah sadar? Sudah merasa baikan?" kata mama sambil memegang tanganku.
"Ya maa. Lumayanlah" kataku sambil tersenyum padanya.
"Mama mau ngasih tau sesuatu tapi kamu sabar yah."
"Kenapa Ma?"
"Tadi Mama bicara sama dokter, katanya kamu mengidap penyakit Kanker Otak" kata mama dan akhinya mengeluarkan air mata.

Aku menangis. Sekarang aku tidak bisa berbuat apa-apa. Mama sudah mengetahui semuanya. Aku hanya bisa ikhlas menerimanya.

Setelah beberapa hari aku di rawat di rumah sakit, menunggu kondisi ku benar-benar pulih akhirnya aku pulang ke rumah dan melanjutkan aktivitas seperti biasa.

****

Keesokan harinya setelah pulang sekolah, seperti biasa aku di jemput Choky. Hari ini aku memintanya untuk menemaniku ke sebuah toko baju.

"Choky, Choky" 
"Ah? Eh kalau namaku di ulang-ulang, jadinya nama coklat yee Choky-Choky haha"
"Yeee, baru sadar dia haha"
"sstt. Eh kamu kenapa sek sayang manggil-manggil aku? Kangen ya?"
"Ngapain coba kangen kalau orang yang di kangenin biasanya udah ada di depanku?"
"Iyaa dehh. Kenapa?"
"Kamu sayang sama aku?"
"Iyaalah, kalau nggak sayang ngapain juga kita pacaran"
"Hahaaha"
"Kenapa?"
"Temenin aku beli novel dengan baju yuuk?"
"Astaga.. Cuma mau ngajak pergi tapi pertanyaannya kaya gitu"
"Ish.. Gimana? Kalau nggak mau ya udah aku pergi sendiri"
"Iyaiya. Anything for you lah sek"
"Makasih Choky-Choky ku. Ya udah ayuk"

Aku mengelilingi sebuah mall di Jakarta, mencari baju dan novel yang aku inginkan. Saat itu aku merasa senang, aku masih diberikan kesempatan untuk bisa jalan, makan bareng dengan Choky hingga nanti waktunya tiba, aku tidak bisa bersamanya lagi.

Sampainya di rumah, Choky hanya menurunkanku dan pamit pulang pada Mama. Tanpa aku sadari saat aku berjalan menuju kamar, tiba-tiba darah mengalir dari hidung.

"Net, kamu kenapa? Itu darah keluar dari hidungmu" kata mama sambil memberikan ku tissu.
"Iya nggak kenapa-kenapa kok ma, ini udah biasa" 
"Mama mau ngomong sama kamu"
"Kenapa Ma?"
"Tolong kamu jujur sama Mama. Sebenarnya kamu sudah tau kan penyakit kamu sebelum kamu masuk rumah sakit?"
"Annet minta maaf Ma. Annet tau, Annet salah. Tapi waktu itu Annet belum siap bilang ini sama Mama. Mama tolong ngerti" kataku dan langsung memeluk Mama.

Setelah kejadian itu, Mama selalu menjagaku, mengawasiku dengan ketat.
Keesokan harinya, Mama menelpon Choky tanpa sepengatahuanku memintanya untuk datang ke rumah. Setengah jam kemudian Choky datang.

"Assalamu Alaikum tante"
"Walaikum salam. Masuk nak"
"Iya tante. Oh iya, tante kenapa menyuruh aku ke sini?"
"Begini Choky, tante minta tolong kamu jaga Annet baik-baik yah"
"Kalau soal itu sudah pasti tante. Emang kenapa tante? Kayanya ada masalah"
"Sebenarnya...."
"Kenapa tante?"
"Annet mengidap penyakit kanker otak nak"
"Apaa? Tante jangan bercanda"
"Tante nggak bercanda Choky"
"Sekarang Annet dimana tante?"
"Dia ada di taman biasa"

Tanpa berpikir panjang, Choky langsung menuju ke taman.

****

Aku duduk di depan kolam, memandang indahnya air mancur pada sore itu. Aku menikmati hari-hari terakhirku sebelum aku pergi, mengingat penyakitku yang sudah makin parah. Tiba-tiba ada seseorang yang berteriak memanggil namaku. Aku berbalik ke belakang ternyata Choky.

"Annet.." katanya dan langsung memelukku.
"Hey Choky, kenapa?"
"Kamu kenapa nggak bilang kalau kamu sakit?"
"Maafkan aku, aku belum siap memberitahu mu soal itu. Aku tidak tega Chok. Aku takut kalau kamu tau penyakit ini kamu bakal ninggalin aku" kataku sambil menangis. Aku merasakan air yang mengalir di pundakku. Aku tau kalau Choky sekarang lagi nangis. 
"Nggak net, aku nggak bakal ninggalin kamu. Aku bakal jaga kamu. Ingat itu" katanya sambil melihat mataku dan kemudian mengecup keningku.

Tiba-tiba handphone Choky berdering dan itu dari Mamanya yang menyuruhnya segera pulang karena ada urusan. Dan pada saat itu kami berpisah dan balik ke rumah masing masing. Dalam perjalanan masuk ke rumah, sakit kepala ku  yang benar-benar sakit itu kambuh. Aku tidak bisa mengendalikan diriku dan akhirnya aku pingsan. Mama melihatku pingsan dan akhirnya aku dibawa ke rumah sakit.

Setelah beberapa jam, akhirnya aku sadar. Aku melihat di sekeliling ku, tidak ada seorang pun. Aku memanggil Mama, Lea, dan Choky tapi tidak ada yang menjawab. Beberapa menit kemudian, Lea masuk dengan tergesah-gesah. 

"Kak, ada kabar buruk"
"Kabar buruk apa Le?"
"Kak Choky tadi malam kecelakaan kak dan .."
"Dan apa Le?"
"Dan kak Choky nggak bisa ngeliat lagi kata Mama tadi. Katanya kak Choky di rawat di sini juga tapi kamarnya di atas kak"
"Apaa? Lea, tolong bawa kakak ke kamar Choky sekarang. Kakak mau lihat keadaannya"

Aku menaiki kursi roda dan menyuruh Lea untuk segera membawa ku ke kamar Choky. Sampainya di sana, aku melihat Mama dan orang tua Choky yang menangis melihat keadaan Choky. Aku pun ikut menangis melihat keadaan Choky sekarang.  Aku memegang tangannya dengan erat. Aku ingin memeluknya, aku mencoba berdiri tapi tiba tiba penyakit ku kambuh dan akhirnya aku dibawa ke UGD. Setelah di periksa, dokter mengusulkan kalau lebih baik aku dioperasi dan Mama meng-iyakan. Sebelum dioperasi, aku menyuruh suster mengambil kertas dan pulpen.

Untuk Mama, Lea, dan Choky

Maafkan Aku kalau selama ini punya salah sama kalian semua. Buat mama, makasih sudah rawat Aku dari kecil sampai sekarang. Makasih atas kasih sayang, pendidikan dan segalanya yang sudah Mama kasih ke Aku. Buat Lea, makasih sudah bisa menjadi adikku yag paling pengertian. Makasih sudah selalu mendengar keluh kesah kakakmu ini. Dan terakhir buat Choky-Choky ku, makasih sudah mau mencintai, menyayangiku selama ini. Makasih kamu sudah mengisi hari-hari ku dengan senyum dan tawa mu. Aku menyumbangkan mataku supaya kamu bisa melihat dan kamu bisa merasakan kalau ada aku di dalam organ kepalamu. Kalau kamu kangen aku, kamu tinggal melihat foto aku atau pun bisa melihat mata kamu sendiri. 
Buat semuanya, kalau aku pergi jangan sedih. Ikhlaskan aku pergi supaya aku tenang nanti. Aku sayang kalian :*

                                                                                                                                                             Love


                                                                                                                                                            Annet


Setelah beberapa jam menunggu hasil operasi, akhirnya dokter keluar dengan menunjukkan muka kecewa dan memberitahukan kepada Mama bahwa Annet telah meninggal.

****

1 tahun setelah Annet pergi

Aku berjalan melewati kuburan-kuburan hingga akhirnya aku menemukan kuburan Annet. Aku menaruh bunga mawar warna merah kesukaannya. Bunga itu aku petik dari hasil tanaman kita dulu.

"Annet, aku sayang kamu. Kenapa kamu cepat pergi? Aku masih membutuhkan mu di sini. Makasih kamu sudah mengisi hari-hari ku dengan cinta, senyum, dan tawamu.  Makasih juga buat matamu. Aku senang bisa melihat dengan matamu. Aku senang kalau kamu bisa hidup di dalam kepalaku. Aku janji akan menjaga titipanmu ini net. I LOVE YOU"

*THE END*

Tidak ada komentar :