****
Keesokan hari saat pulang sekolah, aku berjalan keluar sekolah. Tiba-tiba ada yang menarik tanganku dan ternyata Choky.
"Net, tunggu bentar. Aku mau ngomong sama kamu. Aku mau jelasin semuanya"
"Mau jelasin apa lagi Chok? Semuanya sudah jelas"
"Semua yang kamu liat itu tidak benar. Kamu salah sangka. Itu sepupu aku baru datang dari Bali. Dia mau lanjutin sekolah di sini" katanya sambil memegang pundakku dan menatap ku tajam.
"Aku nggak percaya kalau semua itu nggak ada buktinya" kataku sambil melepas tangannya dari pundakku.
"Oke. Kalau memang kamu mau bukti dan kamu masih sayang sama aku, aku harap kamu datang di taman tempat kita sering ketemu sebentar sore" katanya lalu pergi meninggalkanku.
Sesampainya di rumah dan setelah ganti baju, aku duduk di sofa depan televisi. Yang aku lakukan hanya melihat jam dan memikirkan tawaran Choky tadi.
"Kenapa harus diberikan pilihan seperti ini? Sebenarnya aku nggak mau pergi tapi aku masih sayang sama Choky" ucapku dalam hati.
Tanpa berpikir panjang lagi, aku bergegas ganti baju dan langsung menuju ke taman tempat aku dan Choky akan bertemu. Sampai di sana, aku sudah melihat Choky dan perempuan itu lagi duduk bersampingan. Aku pun menghampirinya dengan berat hati.
"Aku sudah mengira kalau kamu bakal datang ke sini. Oh iya, perkenalkan ini namanya Syila. Dia ini yang kamu liat waktu itu. Dia ini sepupu aku" kata Choky
"Iya, kamu salah sangka. Aku ini sepupunya Choky yang mau pindah ke sini. Kamu jangan salah sangka yah? Nama kamu siapa? Perkenalkan nama aku Syila" katanya sambil menjulurkan tangannya padaku.
"Namaku Annet. Eh iya, kalau begitu aku minta maaf yah" ucapku sambil bersalaman dengannya.
Semenjak saat itu, hubunganku dengan Choky kembali membaik. Kami kembali seperti yang dulu yaitu sebagai seorang pasangan.
"Iya, kamu salah sangka. Aku ini sepupunya Choky yang mau pindah ke sini. Kamu jangan salah sangka yah? Nama kamu siapa? Perkenalkan nama aku Syila" katanya sambil menjulurkan tangannya padaku.
"Namaku Annet. Eh iya, kalau begitu aku minta maaf yah" ucapku sambil bersalaman dengannya.
Semenjak saat itu, hubunganku dengan Choky kembali membaik. Kami kembali seperti yang dulu yaitu sebagai seorang pasangan.
****
Aku berdiri tepat di hadapan bunga mawar yang sangat indah. Bunga mawar ini adalah hasil tanamanku dengan Choky di awal kami pacaran. Yaa kalau merasa bosan di rumah, aku selalu pergi ke tempat ini. Melihat bunga-bunga yang tumbuh subur dan terkadang mendengar suara kicauan burung yang merdu. Siang ini aku dan Choky janjian di taman ini. Sudah hampir setengah jam aku menunggu di sini, tapi Choky belum juga datang. Hingga hampir satu jam akhirnya Choky datang dan langsung duduk di sampingku. Setelah ngobrol-ngobrol, tiba-tiba darah keluar dari hidungku dan kepala ku terasa sangat sakit. Dan akhirnya aku pingsan.
"Nett..Neett.. Kamu kenapa? Bangun heyy bangunn" katanya cemas dan langsung meletakkan kepalaku di pahanya.
Sudah beberapa kali Choky terus membangunkan ku tapi aku nggak sadar-sadar juga dan akhirnya Choky membawaku ke rumah sakit. Yaa, aku memang punya penyakit yang mungkin bisa dibilang parah. Penyakit ini sudah aku derita sejak pertengahan masuk SMA. Awalnya aku kira ini cuma sekedar sakit kepala dan mimisan biasa tapi bulan berikutnya mimisan dan sakit kepala itu terus kambuh dan akhirnya aku ke dokter. Awalnya setelah dokter memberitahukan tentang penyakit ku, aku kaget dan tidak percaya tapi itu semua sudah terbukti. Aku menyuruh dokter untuk menyembunyikan ini semua dari siapa pun. Aku belum siap memberitahukan masalah ini kepada keluarga dan Choky. Aku butuh waktu untuk semua ini.
*to be continued*





Tidak ada komentar :
Posting Komentar